Selasa, 20 Oktober 2015

Surabaya Undercover



LPM Fanatik Tour Surabaya : Stasiun Wonokromo

Surabaya Undercover

Minggu (18/10) dini hari pukul 03.00 WIB, saya bersama anggota baru LPM Fanatik berjalan jalan menelusuri stasiun wonokromo untuk mengamati fenomena sosial di kawasan tersebut. Jalan jalan ini juga sekaligus memuaskan rasa penasaran sebagian besar anggota baru LPM Fanatik terhadap bagaimana kedaan dari ‘Dunia Malam’ di daerah tersebut.
Suasana mlam hari di sepanjang Rel kawasan stasiun Wonokromo sangat berbeda dengan siang hari. Bila di pagi hingga sore hari kawasan ini dipenuhi oleh penumpang dan petugas di kawasan kereta api yang berjalan kesana kemari sibuk dengan aktivitasnya masing masing. Maka bila malam hari hingga dini hari di kawasan ini di ramaikan oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) .
Kebanyakan dari Pekerja Seks Komersial (PSK) tersebut tidak lagi muda. Sangat terlihat dari bentuk tubuh mereka yang tak lagi molek. Namun mereka masih saja menjajakan diri di pinggiran rel sepanjang stasiun wonokromo. Di tempat ini terdapat tenda tenda kecil dan juga beberapa warung di antaranya. Tenda tenda yang terbuka bagian depan dan belakangnya ini merupakan tempat bagi para PSK untuk melakukan ‘Pijat Plus Plus’ terhadap pengunjungnya.
Dari beberapa sumber yang saya dapat dari internet, para PSK membayar 5 ribu rupiah kepada pemilik  tenda sebagai  biaya sewa. Suasana di tempat ini sangat kaku, tidak ada canda tawa. Beberapa gerombolan laki laki berjalan kesana kemari, mereka membentuk komunitas. Seperti komunitas untuk berjudi dan mabuk mabuk-an.
Beberapa sumber menyebutkan, upah yang di terima PSK untuk sekali melayani pelanggannya adalah 30-50 ribu rupiah. Bahkan beberapa warung yang berdiri di sekitar areal ini juga menyediakan PSK dengan sistem menyewa terlebih dahulu. Kebanyakan PSK yang stand by di tempat ini bukan berasal dari surabaya. Mereka berasal dari daerah lain. Setiap pagi mereka naik kereta untuk pulang ke daerahnya masing masing.
Di daerah sepanjang rel lampu lampu terang menyoroti beberapa pria yang melakukan aktifitas berjudinya. Menurut penuturan beberapa sumber, dahulu tempat ini remang remang  dan sangat menyeramkan.
Saya takut ketika pertama kali berjalan memasuki areal sepanjang rel kereta api ini, beberapa geromolan orang memandang sinis kepada saya. Yang ada dalam fikiran saya saat itu adalah, kenapa di kawasan ibu kota provinsi dengan segala kemerlapnya terselip kisah yang sebenarnya tidak untuk di tunjukkan keberadaannya. Namun tidak ada dan tidak pernah ada, tindakkan yang tepat untuk mengatasi kondisi ini. Beberapa pihak menghalalkan tempat ini, karena memang dari sinilah pusat penghidupan mereka.
Kondisi lain yang menurut saya sangat kontras dengan keadaan disini adalah, terdapat masjid dan Mall di kanan dan kiri stasiun. Namun, ditengahnya terdapat sesuatu yang lain. Entah apa yang menyebabkan terbentuknya dunia malam disini. Saya pernah mengikuti sholat shubuh di masjid tepat di samping Rel kereta api itu. suasana disana sangat khusyuk. Sungguh sangat berbeda dengan  suasana di balik tembok masjid itu.
Seolah tercipta dunia baru disana, dunia baru yang enggan terjamah, dunia baru yang hanya mereka yang tau. Tidak banyak yang bisa saya sampaikan setelah menganalisa tempat tersebut. Karena tempat ini seperti anomali, seperti sesuatu yang engggan untuk dikecap.

By : Fajarina S Endah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar